
Bektashi merupakan salah satu tarekat Sufi yang memiliki pengaruh besar di Turki, Balkan, dan wilayah sekitarnya. Berasal dari ajaran Haji Bektash Veli pada abad ke-13, tarekat ini menjadi salah satu aliran spiritual Islam yang menonjol karena pendekatannya yang inklusif, humanis, dan mendalam terhadap nilai-nilai keagamaan serta sosial.
Asal-usul dan Sejarah
Haji Bektash Veli, seorang tokoh mistik yang berasal dari Khorasan (kini wilayah Iran dan Turkmenistan), adalah pendiri utama tarekat ini. Ia dikenal sebagai seorang pemikir spiritual yang mengajarkan nilai-nilai kesetaraan, keadilan, dan cinta universal. Ajarannya menekankan persaudaraan lintas etnis dan agama, sehingga menarik banyak pengikut dari berbagai lapisan masyarakat, termasuk petani, tentara, dan kaum minoritas.
Pada masa Kesultanan Utsmaniyah, tarekat Bektashi memiliki hubungan erat dengan korps elit militer Utsmaniyah, yaitu Janissari, yang juga menganut prinsip-prinsip Bektashi. Hal ini menjadikan tarekat ini berperan penting dalam membangun kebudayaan dan struktur sosial pada masa tersebut.
Ciri Khas Ajaran Bektashi
Tarekat Bektashi memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari tarekat Sufi lainnya, antara lain:
- Keberpihakan pada Kesetaraan
Bektashi menekankan pentingnya kesetaraan antara laki-laki dan perempuan, sebuah konsep yang progresif dalam konteks masyarakat abad pertengahan. Hal ini tercermin dalam struktur komunitas dan praktik spiritual mereka. - Penghormatan kepada Ali dan Ahlul Bait
Sebagai tarekat dengan pengaruh Syiah, Bektashi memberikan penghormatan besar kepada Ali bin Abi Thalib dan keluarga Nabi Muhammad (Ahlul Bait). Hal ini sering kali tercermin dalam ritual dan doa mereka. - Simbolisme dan Ritual Unik
Ritual Bektashi dipenuhi dengan simbolisme mendalam yang mengajarkan makna kehidupan, spiritualitas, dan hubungan manusia dengan Tuhan. Salah satu tradisi khas adalah penggunaan simbol anggur sebagai lambang kebahagiaan dan keberkahan. - Inklusivitas Agama dan Budaya
Bektashi dikenal karena pendekatan mereka yang inklusif terhadap agama lain. Mereka percaya bahwa kebenaran spiritual tidak hanya terbatas pada satu keyakinan tertentu.
Peran Bektashi dalam Sejarah dan Kebudayaan
Tarekat Bektashi tidak hanya menjadi pusat spiritual tetapi juga penggerak kebudayaan. Puisi, musik, dan seni rupa yang dihasilkan oleh para pengikut tarekat ini banyak memengaruhi tradisi Turki dan Balkan. Hingga kini, makam Haji Bektash Veli di kota Nevşehir, Turki, menjadi salah satu tempat ziarah penting yang menarik peziarah dari berbagai negara.
Namun, hubungan erat dengan Janissari menyebabkan tarekat ini mengalami tekanan pada abad ke-19 setelah pembubaran korps Janissari oleh Sultan Mahmud II. Meski demikian, ajaran dan pengaruhnya tetap bertahan hingga kini.
Bektashi di Era Modern
Pada masa modern, tarekat Bektashi tetap menjadi simbol harmoni dan toleransi di dunia Islam. Komunitas Bektashi kini tersebar di Turki, Albania, Kosovo, dan Makedonia Utara, dengan fokus pada pelestarian ajaran mereka melalui pendidikan, seni, dan ritual keagamaan.
Kesimpulan
Tarekat Bektashi merupakan salah satu warisan spiritual yang berharga dalam tradisi Islam. Dengan ajarannya yang menekankan cinta, toleransi, dan kesetaraan, tarekat ini terus menjadi inspirasi bagi banyak orang di berbagai belahan dunia. Dalam konteks sejarah Turki dan dunia Islam, Bektashi adalah salah satu bukti bahwa nilai-nilai universal dapat menjembatani perbedaan dan mempersatukan umat manusia.
baca juga: Turki sebagai Bukti Kebesaran Peradaban Islam