
Setiap anak memiliki karakter dan kepribadian yang unik. Ada anak yang ceria dan terbuka, namun ada juga yang cenderung pendiam dan tertutup. Anak yang tertutup bukan berarti bermasalah, tetapi mereka membutuhkan pendekatan yang berbeda agar merasa nyaman untuk berbicara dan terbuka terhadap orang tua. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghadapi anak yang tertutup:
1. Bangun Hubungan yang Hangat dan Aman
Anak yang tertutup sering kali merasa tidak nyaman atau tidak yakin bahwa perasaannya akan diterima. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk menciptakan suasana rumah yang aman dan penuh kasih sayang. Jangan langsung menuntut anak untuk bercerita, tapi hadirkan diri sebagai teman yang siap mendengarkan kapan pun mereka siap.
2. Hindari Menghakimi atau Mengkritik
Saat anak mulai membuka diri, reaksi orang tua sangat menentukan. Jika respon yang diterima adalah kritik atau penghakiman, anak akan kembali menutup diri. Dengarkan dengan empati, beri tanggapan yang mendukung, dan hindari langsung memberi solusi kecuali diminta.
3. Berikan Waktu dan Kesabaran
Membuka diri bukanlah hal yang mudah, apalagi bagi anak yang introvert atau pernah mengalami pengalaman tidak menyenangkan. Tunjukkan bahwa Anda selalu ada dan siap mendengar kapan pun ia ingin berbicara, tanpa tekanan.
4. Ajak Beraktivitas Bersama
Terkadang percakapan terbaik muncul saat sedang melakukan kegiatan bersama. Mengajak anak memasak, bermain game, berkebun, atau sekadar berjalan-jalan bisa menjadi momen yang tepat untuk membangun kedekatan dan membuka percakapan ringan yang mengarah pada hal-hal lebih dalam.
5. Berikan Contoh Keterbukaan
Anak belajar dari orang tua. Jika Anda terbuka menceritakan perasaan, pengalaman, atau kesulitan yang pernah dialami, anak akan melihat bahwa bercerita bukan hal yang memalukan. Ini bisa menginspirasi mereka untuk melakukan hal yang sama.
6. Perhatikan Bahasa Tubuh Anak
Anak yang tertutup sering kali menyampaikan perasaannya lewat bahasa tubuh. Perhatikan perubahan ekspresi wajah, nada suara, atau sikap tubuh mereka. Ini bisa menjadi petunjuk apa yang sedang dirasakan dan membantu Anda mencari pendekatan yang tepat.
7. Libatkan Profesional Bila Perlu
Jika anak sangat tertutup sampai mengganggu kehidupan sehari-hari atau menunjukkan tanda-tanda stres berat, kecemasan, atau depresi, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog anak. Bantuan profesional bisa memberikan pendekatan yang lebih tepat dan efektif.
Penutup
Menghadapi anak yang tertutup memang membutuhkan kesabaran, ketenangan, dan kasih sayang yang konsisten. Alih-alih memaksa mereka bicara, ciptakan ruang aman agar mereka sendiri merasa nyaman untuk berbagi. Dengan pendekatan yang tepat, anak akan mulai membuka diri dan menjalin komunikasi yang lebih baik dengan orang tua.
baca juga: Cegah dari Stunting: ini Kebutuhan Anak yang Harus Dipenuhi
baca juga: Praktik Kehidupan untuk Anak Usia Dini